Gangguan fisik yang diyakini disebabkan atau
dipengaruhi oleh faktor psikologis pada masa lalu disebut psikosomatis (psychosomatic)
atau psikofisiologis. Istilah
psikosomatis berasal dari bahasa Yunani psyche, yang artinya “jiwa” atau
“intelek,” dan “soma” yang berarti
“tubuh”. Gangguan fisik yang menyangkut unsur psikologis bentuknya mulai dari
asma dan sakit kepala sampai sakit jantung.
Tukak lambung (maag) juga merupakan penyakit disebabkan
gangguan psikosomatis, tetapi telah dievaluasi kembali dalam penelitian yang
mendapatkan bahwa suatu bakteri, H.
Pylori, dan bukan stres atau diet, penyebab sebagian besar penyakit maag.
Peneliti-peneliti mencurigai bahwa maag terjadi karena bakteri merusak lapisan
pelindung perut atau usus. Pengobatan dengan antibiotik dapat membantu
menyembuhkan maag dengan cara menyerang bakteri secara langsung, belum
diketahui mengapa sebagian orang yang memiliki bakteri didalam tubuhnya ada
yang mengalami maag dan ada yang tidak. Keganasan jenis H pylori mungkin berperan dalam menentukan apakah orang yang
terinfeksi H. Pylori tersebut
kemudian terkena maag. Selain itu ada kemungkinan pula bahwa stres psikologis
berperan juga.
Demikian pula sakit kepala yang terjadi tidak
bersamaan dengan gejala-gejala yang lain, maka sakit kepala ini dapat
dikelompokkan sebagai gangguan fisik yang berhubungan dengan stres, yang dapat
menyebabkan kontraksi kuat terhadap kulit kepala, muka, leher dan bahu sehingga
muncul sakit kepala yang periodik dan kronis. Sakit kepala seperti itu secara
beransur-ansur berkembang dan biasanya ditandai dengan rasa sakit yang
terus-menerus di kedua sisi kepala, disertai dengan tekanan yang menghimpit.
Sebuah survei di daerah Baltimore menunjukkan
bahwa 38% responden mengeluh kadang-kadang mengalami sakit kepala karena
tegang. Survei ini menunjukkan bahwa wanita akan mengalami tingkat sakit
kepala16% lebih tinggi dari pada laki-laki. Kebanyakan sakit kepala yang lain,
termasuk sakit kepala sebelah (migren) yang parah, diyakini melibatkan
perubahan aliran darah ke kepala.
Migren
diderita oleh lebih dari 28 juta orang Amerika. Biasanya migren berlangsung
selama beberapa jam atau beberapa hari. Sakit ini dapat muncul setiap hari atau
sering kali setiap bulannya. Sakit ini ditandai dengan rasa yang menusuk
disebelah sisi kepala atau di belakang mata. Sakit ini dapat menjadi begitu
intensnya sehingga tidak tertahankan. Upaya mengatasi sakit migren yang parah
malah dapat menimbulkan rendahnya kualitas hidup dan menimbulkan gangguan pada
tidur, dan proses berpikir (Lipton dkk., 2000).
Menurut Olesen (1994). Ada dua tipe utama migren
yaitu tanpa aura (disebut migren biasa)
dan migren dengan aura (disebut dengan migren klasik). Aura adalah sekelompok
tanda peringatan sebelum terjadinya serangan migrein. Aura dicirikan dengan distorsi
persepsi seperti kilatan cahaya, gangguan pandangan, atau pandangan gelap
gulita. Kira-kira 1 sampai 5 penderita migren mengalami aura ini. Ada dan
tidaknya aura ini, kedua migren ini dapat dikatakan sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar