David Lukoff, ia seorang
"One of the leaders of the new Spiritually attuned psychology",
bersama Francis Lu dan Rober Turner,
mereka menambahkan satu kategori diagnostik
baru dalam edisi keempat, Diagnostic and Stastitic Manual of Mental Disorder
(DSM), Buku Induk Psikiatri, "Religious or Spiritual Problem". Mereka
bergabung dengan gerakan Internasional untuk melihat psikosis tidak hanya dari
perspektif biomedis saja. Mereka adalah anggota-anggota dari angkatan keempat
(The Fourth Force) dalam sejarah psikologi : Psikologi Transpersonal.
Pada tahun 60-an Psikosis dianggap sebagai perilaku
menyimpang akibat proses belajar yang keliru. Dalam diagnosis psikiatris, jiwa
sama sekali tidak dibicarakan. Inilah pandangan dunia angkatan pertama
psikologi : Behaviorisme. Sampai
sekitar 1970-an pandangan yang baku dalam psikiatri ialah anggapan bahwa
Skizofrenia (yang waktu itu menjadi nama untuk setiap penyakit psikotis)
diakibatkan oleh pengalaman masa kecil yang traumatis, terutama pengaruh ibu yang menderita kecemasan. Orang menjadi gila karena
pengaruh represi pengalaman traumatis dalam tak sadarnya. Disini juga
pengalaman Spiritual dianggap sebagai perilaku Obsesif dan pemenuhan keinginan
dari masa kanak-kanak. Jiwa disini diperhitungkan sebagai motiv-motiv tak sadar,
terutama yang berkaitan dengan seks. Inilah Angkatan kedua Psikoanalisis.
Pada dua puluh tahun berikutnya,
teori-teori psikoanalitis tentang psikosis ditinggalkan orang. Sebagai
gantinya, penjelasan Neurokimiawi digunakan untuk menerangkan skizofrenia.
Menurut The National Alliance for the Mentally III, Skizofrenia adalah
"Biologically-Based Brain disease". Penggunaan obat-obat ajaib
antipsikosis makin memperkuat posisi kelompok ini. Penyakit mental tidak ada
hubungannya dengan jiwa. Ia cuman kombinasi kimiawi yang aneh dalam sistem
saraf. Obatnya juga tidak terlepas dari zat-zat kimiawi.
Pada tahun-tahun yang sama
ironisnya, zat-zat kimiawi yang memberikan penjelasan materialistis untuk
penyakit mental telah mengantarkan banyak orang pada pengalaman Spiritual -
pada realitas diluar realitas fisik. Survei Psikiatris membuktikan bahwa 95%
pasien Psikiatris memiliki keyakinan yang kuat Kepada Tuhan. Ada banyak manyan
pasien yang mengenang Indah Pengalam Spiritual mereka, dan mereka ingin kembali
lagi kesana.
Suara-suara protes disampaikan
pada perawatan yang mengabaikan transformasi spiritual para pasien. Sally Clay,
juru bicara pasien psikiatris terkenal di Amerika, menulis artikel berjudul
"Stigma and Spirituality". Dia melaporkan pengalamannya selama
menjadi pasien di Hartford Institute of Living (IOL), ketika ia di diagnosis
menderita Skizofrenia. Dia berkata: "not a single aspect of my spiritual
experience at the IOL was recogized as legitimate; neither the spiriual
difficulties nor the healing that occurred at the end." Dia tidak membatah
memang dia menderita psikotis pada waktu itu. Akan tetapi disamping penderitaan
karena penyakitnya itu, dia juga mendapat pengalaman spiritual yang mendalam.
Karena pengalaman ini diabaikan oleh para petugas kesehatan, kesembuhannya
mengalami hambatan besar.
Bersama Clay muncul juga suara
protes dari kalangan psikiater sendiri. R.D. Laing dan John Perry mengkritik
pandangan profesi mereka yang menganggap kegilaan sebagai penyakit. Menurut
Laing, seorang Skizofrenia memang gila; tetapi dia tidak sakit. Jiwa secara
keseluruhan adalah sebuah lautan luas, yang kebanyakan tidak diketahui ego.
Seorang psikotis adalah orang yang bersentuhan dengan bakan tenggelam di dalam
lautan tersebut. Dia menempuh perjalanan yang berbahaya mengarungi samudra jiwa
untuk menemukan makna yang lebih dalam dan psikosis bukanlah breakdown tetapi
breakthrough, bukan kehancuran tetapi terobosan.
Laing adalah tokoh utama dari
angkatan ketiga Psikologi : Psikologi Humanitis -esistensial. Sebagian diantara
para tokoh angkatan ini seperti Jung, Frankl, Assagioliberasal dari angkatan
kedua. Jung bertengkar dengan Freudkarena keinginnnya menaikkan psikoanalisis
dari gejolak seksual ke pengalaman spiritual. Frankl menegaskan upaya manusia
untuk mencari makna. Assagioli menegaskan tahap spiritual adalah ketika manusia
berhubungan denga energi spiritual kreatif yang disebutnya sebagai
suprakesadaran.
Psikologi Humanitis yang disebut juga sebagai psikologi pertumbuhan, tidak lagi tumbuh pada dua dasawarsa
berikutnya. Tidak muncul lagi pemikir sekaliber Maslow, Rogers, dan Perl.
Sebenarnya Psikologi Humanitis sedang bermetamorfosis seperti ular yang
berganti kulit untuk melahirkan angkatan yang keempat : Psikologi Transpersonal.
Psikologi Transpersonal telah menjadikan jiwa yang kini telah
didefinisikan jauh diatas definisi angkatan-angkatan sebelumnya sebagai pusat
kajiannya. Psikologi Transpersonal telah meniupkan kembali "ruh" yang telah dibunuh oleh
Behaviorisme atau dipukul pingsan oleh psikoanalisis.
Kemudian pada 4 Januari 1993. Dr. Joseph English, Presiden The
American Psychiatric Association, menemuai Paus Yohanes Paulus II dan
memulai dialog dengan dosa, Tuhan dan Kedokteran. Inilah pertemuan Historis
diantara dua kerajaan : Psikologi dan Agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar