SELAMAT DATANG DI WEBLOG QSP INDONESIA. HP. +6282-301433410 (Abi) # JADWAL: Diselenggarakan Hari XXX, Tempat: di xxx. Pkl. xxx WIB -

Sabtu, 16 Mei 2015

BEHAVIORISME



Inilah aliran ilmu jiwa yang tidak peduli dengan jiwa. Dimulai dari Pavlov pada akhir abad ke 19 dan mencapai puncaknya pada ribuan eksperimen dengan tikus yang dilakukan di Amerika pada tahun 1940 an dan 1950-an, psikologi hanya mempelajari perilaku yang tampak dan karena itu dapat diukur. Psikologi adalah Sains. dan sains berhubungan dengan apa saja yang diamati . "JIWA" jika didefinisikan sesuatu yang tidak bisa diamati berada diluar wilayah psikologi


Psikotis bukan gangguan kejiwaan, melainkan perilaku yang menyimpang (maladaptive behavior) akibat pelaziman (conditioning) yang terus menerus. Dasar ini semua didasari penelitian Pavlov dengan anjing. Didepan anjing Eksperimennya yang lapar, Pavlov menyalakan lampu. Anjing tidak mengeluarkan air liur. Kini daging disimpan dihadapannya lalu anjing mengeluarkan air liur. Selanjutnya setiap lampu dinyalahkan !" daging dihidangkan. Setelah beberapa kali percobaan ini dlakukan lampu dinyalahkan Anjing pasti mengeluarkan liur walaupun daging tidak ada dihadapannya. Air liur Anjing sudah menjadi Conditioned Response dan cahaya lampu menjadi Conditioned Stimulus.

Pada tahun 1914 ketika penelitian pelaziman ini sedang berlangsung salah seorang mahasiswa Pavlov melaporkan kejadian aneh dan luar biasa. Dia telah melazimkan seekor anjing untuk mampu membedakan lingkaran dari elips. Anjing itu mengeluarkan liur saat melihat elips tetapi tidak saat melihat lingkaran. Selanjutnya bentuk elips itu diubah secara perlahan sampai membentuk lingkaran. Akhirnya anjing itu tidak mampu lagi membedakan keduanya. Bahkan dalam percobaan selama 3 minggu anjing itu menunjukkan perkembangan yang semakin tidak baik dan bahkan akhirnya hilang sama sekali. 

Pada saat yang sama perilaku anjing itu berubah secara drastis. Anjing yang semula penurut dan patuh berubah menjadi pemberang dan galak, ia mencabik cabik alat eksperimen dengan giginya. Saat dibawa keruang eksperimen anjing itu menggerang dan bahkan siap menyerang. Menurut Pavlov Anjing itu menderita Neuorosis eksperimental. Manusia akan menderita penyakit yang sama bila dia berhadapan dengan situasi stress yang tidak dapat diatasi. Perilaku Maladaptif didefinisikan sebagai reaksi yang tidak dikehendaki sebagai akibat proses belajar keliru atau stress yang berlebihan. Jadi sekali lagi apa yang anda anggap sebagai gangguan kejiwaan tidak ada hubungannya dengan jiwa sama sekali. Untuk megobatinya anda tidak perlu meneliti jiwanya. Suruh aja pasien anda melakukan pelaziman yang baru yaitu kontra pelaziman (Counterconditioning). 

Perilaku maladaptif juga terjadi karena pelaziman yang menimbulkan perasaan negatif, depresi, kecemasan atau penderitaan. Ambilah sebagai contoh eksperimen Watson yang mengambil Albert sebagai tikus percobannya. Pada tahun 1920 ia dan rekannya Rosalie Rayner yang bekerja di Johns Hopkins, memutuskan untuk melakukan eksperimen tentang perolehan dan penghilangan rasa takut. Subjeknya adalah Albert B. bayi sehat yang berusia 11 bulan yang tinggal dirumah perawatan anak cacat. Ibunya adalah perawat disitu.  Dalam Eksperimen itu tikus putih diberikan kepada Albert yang dengan segera ia meraihnya. Pada saat itu ia menyentuhnya, sebatang baja dipukul dengan palu tepat dibelakang kepalanya. Albert melonjak jatuh kedepan dan menyembunyikan mukanya dibalik kasur. Proses ini diulangi. Kali ini ALbert melonjak jatuh tertelungkup dan mulai menangis berguling guling dan mencoba merangkak menjauhinya. Seminggu kemudian ketika tikus diberikan lagi kepada Albert iabimbang dan menarik tangannya ketika tikus itu mengendusnya. Pada enam kali berikutnya ketika setiap tikus itu didekatkan kepadanya batang baja dipukul. Reaksi takut Albert makin lama makin kuat dan tangisannya meledak. Akhirnya begitu tikus diperlihatkan kepadanya bahkan tanpa ada suara apapun, Albert mulai menangis, berguling guling dan mencoba menjauhinya secepat mungkin. Kini ia sama takutnya dengan kelinci. Dia bahkan telah melebarkan rasa takutnya pada apapun yang berbulu, termasuk anjing, baju berbulu. Watson dan Rayner bermaksud mengkontradiksikan dia, bila mungkin, tetapi dia dan ibunya telah meninggalkan rumah itu dan nasib albert tidak diketahui. (Hunts, 1982).

Kini giliran behaviorisme untuk dimodivikasi dalam bentuk psikologi kognitif. Manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk pasif yang tunduk sepenuhnya pada lingkungan. Dia bukan lagi dianggap meja, lilin, tabula rasa, yang dapat dibentuk seenaknya dengan stimulus stimulus, metafora manusia bukan lagi mesin tetapi pengolah informasi dan pemecahan masalah. Secara aktif dia memperhatikan, menafsirkan, mengolah, dna menggunakan informasi. Walaupun begitu Behaviorisme tetap saja menolak untuk menisbahkan pengolahan informasi ini pada jiwa manusia yang tidak bisa diamati. Dia bersih kukuh untuk tidak membicarakan kesadaran manusia. Karena tidak pduli dengan kesadaran manusia behaviorisme hanya berlaku untuk sebagian kecil penyakit mental. Behaviorisme telah dikritik keras karena pertama ia telah gagal memasukan data dari pengalaman subjektif individu seperti kesadaran diri yang sangat berarti baginya. Kedua: sperti Cinta, keberanian, keimanan, harapan, dan putus asa dan ketiga: ia gagal secara keseluruhan memahami maslaah nilai dan makna dalam eksistensi manusia dan masalah bagaimana mansuia harus berhubungan satusama lain dan terakhir ia gagal mengatasi maslah pengarahan diri. Untuk yang terakhir ini behaviorisme telah mebuang kebebasan memilih dan penemuan diri (self determination).dari manusia (Colemen, 1976). Dan Behaviorisme gagal untuk memperhitungkan bukan itu saja kesadaran manusia, melainkan juga motif-motif tak sadarnya. Sekarang masuklah angkatan kedua; Psikoanalisis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar