Psikologi Humanistis muncul pada
pertengahan abad ke dua puluh sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan
psikoanalisis. Keduanya dianggap telah
mereduksi manusia sebagai mesin atau makhluk yang rendah. Psikologi Analisis
berkutat pada insting-insting hewani dan memahami manusia dari perilaku pasien.
Abraham Maslow salah seorang
perintis angkatan ini berkata "Dengan sedikit menyederhanakan kita dapat
menyatakan bahwa Freud seakan-akan memasok kita dengan separo psikologi yang
sakit dan sekarang kita harus mengisisnya dengan paro lainnya yang sehat"
(Maslow 1968). Alih alih meneliti manusia-manusia yang sakit tidakah lebih berguna
mengumpulkan keterangan mengapa orang itu sehat, bagaimana orang tetap hidup
bahagia ditengah-tengah penderitaan yang dialaminya. Dalam kehidupan kita
menemukan orang-orang yang bahagia dalam situasi dan kondisi tertentu; juga
orang yang bahagia dalam situasi dan kondisi apapun.
Viktor Frankl. Pada Perang Dunia
II dia dijebloskan kedalam Kamp
konsentrasi Nazi yang mengerikan. Setiap hari ia menyaksikan tindakan tindakan
kejam. Saat itu ada banyak tahanan yang berpikir ketakutan apa situasi tersebut
"Apa aku juga sebentar lagi dihukum mati" dan sebagian juga ada yang
pasrah dengan kondisi ini dan lolos dari jarum kematian.
Keadaan tersebut adalah suatu
keadaan yang sama tapi bagaimana mereka masing masing tahanan tersebut
membedakan memberikan makna dalam situasi tersebut. Frankl menentang pemikiran
Freud ketika dia menganggap dimensi spiritual manusia sebagai sublimasi dari
insting hewani. Sambil memuji Jung karena mengungkap keberagaman tak-sadar, dia
mengkritik Jung karena psikologismenya. Dengan landasan fenomenologisnya,
Frankl membantah keduanya yang menjelaskan perilaku manusia sebagai akibat dari
proses psikis saja. Lalu dia mengembangkan teknik Psikoterapi yang disebut
Logoterapi (Logos=Makna).
Logoterapi memandang manusia
lebih luas sebagai totalitas yang terdiri dari 3 dimensi Fisik, Psikologis dan
Spiritual. Untuk memahami diri dan kesehatan kita harus memperhitungkan
ketiganya. Selama ini dimensi Spiritual diserahkan pada Agama dan pada
gilirannya agama tidak diajak bicara untuk urusan fisik dan psikologis.
Kedokteran termasuk Psikoterapi telah mengabaikan dimensi Spiritual sebagai
sumber kesehatan dan kebahagiaan. Tanpa memperhitungkan dimensi Spiritual.
Dimensi Spiritual disebut Frankl
sebagai Noos, yang mengandung semua sifat khas manusia, seperti keinginan kita
memberikan makna orientasi tujuan kita, kreativitas kita, imajinasi kita,
intuisi kita, keimanan kita, visi kita akan menjadi apa, kemampuan mendengar
hati nurani kita diluar kendali super ego, selera humor kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar