SELAMAT DATANG DI WEBLOG QSP INDONESIA. HP. +6282-301433410 (Abi) # JADWAL: Diselenggarakan Hari XXX, Tempat: di xxx. Pkl. xxx WIB -

Sabtu, 16 Mei 2015

HUMANISTIS

Psikologi Humanistis muncul pada pertengahan abad ke dua puluh sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis.  Keduanya dianggap telah mereduksi manusia sebagai mesin atau makhluk yang rendah. Psikologi Analisis berkutat pada insting-insting hewani dan memahami manusia dari perilaku pasien. 

Abraham Maslow salah seorang perintis angkatan ini berkata "Dengan sedikit menyederhanakan kita dapat menyatakan bahwa Freud seakan-akan memasok kita dengan separo psikologi yang sakit dan sekarang kita harus mengisisnya dengan paro lainnya yang sehat" (Maslow 1968). Alih alih meneliti manusia-manusia yang sakit tidakah lebih berguna mengumpulkan keterangan mengapa orang itu sehat, bagaimana orang tetap hidup bahagia ditengah-tengah penderitaan yang dialaminya. Dalam kehidupan kita menemukan orang-orang yang bahagia dalam situasi dan kondisi tertentu; juga orang yang bahagia dalam situasi dan kondisi apapun. 

Viktor Frankl. Pada Perang Dunia II  dia dijebloskan kedalam Kamp konsentrasi Nazi yang mengerikan. Setiap hari ia menyaksikan tindakan tindakan kejam. Saat itu ada banyak tahanan yang berpikir ketakutan apa situasi tersebut "Apa aku juga sebentar lagi dihukum mati" dan sebagian juga ada yang pasrah dengan kondisi ini dan lolos dari jarum kematian. 

Keadaan tersebut adalah suatu keadaan yang sama tapi bagaimana mereka masing masing tahanan tersebut membedakan memberikan makna dalam situasi tersebut. Frankl menentang pemikiran Freud ketika dia menganggap dimensi spiritual manusia sebagai sublimasi dari insting hewani. Sambil memuji Jung karena mengungkap keberagaman tak-sadar, dia mengkritik Jung karena psikologismenya. Dengan landasan fenomenologisnya, Frankl membantah keduanya yang menjelaskan perilaku manusia sebagai akibat dari proses psikis saja. Lalu dia mengembangkan teknik Psikoterapi yang disebut Logoterapi (Logos=Makna). 

Logoterapi memandang manusia lebih luas sebagai totalitas yang terdiri dari 3 dimensi Fisik, Psikologis dan Spiritual. Untuk memahami diri dan kesehatan kita harus memperhitungkan ketiganya. Selama ini dimensi Spiritual diserahkan pada Agama dan pada gilirannya agama tidak diajak bicara untuk urusan fisik dan psikologis. Kedokteran termasuk Psikoterapi telah mengabaikan dimensi Spiritual sebagai sumber kesehatan dan kebahagiaan. Tanpa memperhitungkan dimensi Spiritual.

Dimensi Spiritual disebut Frankl sebagai Noos, yang mengandung semua sifat khas manusia, seperti keinginan kita memberikan makna orientasi tujuan kita, kreativitas kita, imajinasi kita, intuisi kita, keimanan kita, visi kita akan menjadi apa, kemampuan mendengar hati nurani kita diluar kendali super ego, selera humor kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar