Kita hidup dalam dunia benda dan manusia, suatu
dunia yang membanjiri indera kita dengan berbagai stimulus. Hanya dalam keadaan
yang sangat luar biasalah kita sadar akan adanya stimulus, seperti seberkas
sinar, sebuah nada murni, atau pola garis hitam putih yang teratur. Dalam
keadaan biasa, kita melihat suatu dunia tiga dimensi cahaya dan warna,
mendengar kata, musik, dan bunyi-bunyian kompleks lainnya. Kita beriaksi untuk
menguraikan pola stimulus yang biasanya hampir tidak kita sadari bagian-bagian
kecilnya. Persepsi adalah proses di mana kita mengorganisasi dan menafsirkan
pola stimulus ini dalam lingkungan.
Kita membahas stimulus sederhana yang secara
tradisional diklasifikasikan dalam pokok bahasan ”Sensasi”. Dalam banyak hal,
ciri-ciri psikologis stimulus semacam itu ditentukan oleh ciri-ciri fisiknya
dengan cara yang langsung dan relatif tidak rumit. ”Kecerahan” tergantung
terutama pada ”intensitas,” ”corak warna” pada panjang gelombang, dan tinggi
nada pada frekuensi, dan sebagainya. Fenomena persepsi yang dipermasalahkan
dalam bab ini lebih kompleks sifatnya. Suatu saat, perbedaan antara sensasi dan
persepsi sangat penting secara teoritis, dengan persepsi yang dipandang sebagai
proses penggabungan sensasi. Dalam bab ini garis pemisah antara pengalaman
sensorik dan pengalaman persepsi jauh lebih kabur, dan tampaknya pengalaman semacam
itu layak dianggap berada dalam satu rangkaian.
Tidak seperti peristiwa sensorik sederhana, yang
dapat dijelaskan dengan peristiwa sekeliling dalam sistem sensorik, fenomena
persepsi dianggap tergantung pada proses yang lebih tinggi peringkatnya. Jadi,
studi tentang persepsi sangat berkaitan dengan studi tentang proses kognitif,
seperti ingatan dan berpikir.
Para penulis tentang persepsi terdahulu, seperti
Bishop Berkeley, yang mempublikasikan suatu esei tentang topik tersebut pada
tahun 1709, menganggap bahwa persepsi terdiri dari teralaminya berbagai sensasi
secara serentak ketika pada saat yang bersamaan teringat sensasi lain
sebelumnya yang diasosiasikan sama. Namun demikian, konstansi dan ilusi
menunjukkan bahwa penghayatan itu sangatlah berbeda dari jumlah sensasi yang
ditimbulkan oleh setiap bagiannya. Tidak seperti beberapa fenomena yang lebih
sederhana yang dibahas pada proses sensorik, persepsi ukuran, bentuk, dan
tempat (baik sebenarnya atau bayangan) tergantung dari paling sedikit variabel dua
stimulus dan seringkali malah lebih. Untuk memahami fenomena yang lebih
kompleks ini kita perlu menggolongkan (1) bagaimana penghayatan dihubungkan
dengan variabel-variabel stimulus yang mempengaruhinya, dan (2) apa yang
terjadi pada otak sehingga terjadi penghayatan itu. Studi modern tentang hal
yang pertama di atas (hubungan antara variabel stimulus dan penghayatan) dapat
digambarkan dengan jelas dengan memperhatikan persepsi ukuran.
Ketika anda merasakan
emosi negatif mengalir dalam hati anda, hentikan dan tarik nafas dalam-dalam,
tegaskan dalam bentuk visualisasi ”Tubuh
ku sekarang dalam keadaan tenang dan sekali aku menyebut nama Tuhan rilekslah
seluruh tubuh ku”
Niat
dan Penciptaan Kesadaran ditemukan dalam persepsi pada saat anda merasakan realitas
diri anda sekarang, dan bagaimana perasaan itu mempengaruhi anda. Sesungguhnya
dari sinilah tercipta banyak respons kimia dan emosional dari tubuh dan fikiran
anda. Proses tersebut berlangsung terus-menerus, dimana persepsi merangsang
reaksi dan reaksi menguatkan persepsi. Kesadaran anda menjadi kuat sehingga
tidak hanya meningkatkan kualitas emosional dalam hidup anda, tetapi juga mampu
menciptakan dan memanggil respons fisiologis yang penting.
Proses itu dimulai ketika sebuah emosi atau fikiran memicu kelenjar
hypotalamus diotak untuk melepaskan peptide tertentu. Zat itu berpindah ke
reseptor, tempat peptide itu melekat kedalam sel, menciptakan reaksi kimia yang
menyimpan keadaan emosional yang sebenarnya. Apakah pikiran itu positif atau
negatif pikiran yang serupa, maka pikiran serupa akan menghasilkan peptide dan
emosi serupa. Proses ini memiliki dampak yang sangat besar terhadap kesadaran
dan produksi energi karena luasnya keterlibatan kognitif, emosional dan
biokimia.
Persepsi sendiri sebenarnya dapat menjadi motivasi yang cukup
untuk menciptakan pandangan-pandangan positif yang mampu menjadi energi positif
pada diri kita dalam menghantarkan kesuksesan kehidupan. Banyak study
menunjukkan bahwa persepsi diri (Self Perception) dan ucapan diri (Self-talk)
mempengaruhi tingkat seretonin dan endorphin yang mengabadikan
perasaan-perasaan tanpa henti seperti depresi atau gembira. Penulis buku
terkenal dunia Sandra Anne Taylor menyatakan untuk menciptakan lompatan
kedasyatan menuju kesuksesan, kekayaan dan kebahagiaan sejati diperlukan suatu
pola fikir atau persepsi yang kuat dimana, anda berusaha tidak memperdulikan
apa yang terjadi atau yang anda alami sekarang, ingatlah anda memiliki suatu
pilihan yaitu menciptakan persepsi baru. Persepsi Baru dapat mudah diwujudkan
oleh seorang meditators, karena hal-hal yang menjadi reseptor negatif pada diri
dan kita enolkan dan menciptakan nuansa bahagia serta persepsi baru yang akan
mejadi suatu keajaiban dari diri kita.
Dengan begitu dalam menciptakan rasa sehat, sembuh
dan sukses diperlukan suatu perasaan bahagia yang dapat kita pertahankan
melalui visual dan persepsi baru melalui program meditasi itu sendiri.
Kemampuan anda memvisualkan rasa sehat, sembuh dan sukses dengan jelas dan
pertahanan rasa bahagia itu mampu membangun suatu realitas !” minimal dimulai
dari pikiran dan kesadaran seakrang anda yang akan mengoptimalkan energi
potensial diri yang akan menjadi kekuatan ombak kinentik yang mampu
menghantarkan segala keinginan anda. Itulah pentingnya pula tingkat kekhusyu’an
kita selaku umat beragama dalam memohon atau pada saat memanjatkan do’a kepada
Tuhan sangat dipentingkan peran khusyu’ sebagai gambaran persepsi positif yang
kita ciptakan dalam nuansa permohonan yang pasti akan menjadi suatu perwujudan
dari permohonan itu sendiri, disamping perlu adannya terlebih dahulu
pengkondisian psikologis untuk mencapai dari segala keinginan permohonan atau
do’a itu sendiri. Untuk
menciptakan kesuksesan hidup kita harus memiliki gamabaran kesuksesan hidup
yang jelas pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar