Mengutip pemahaman tentang stres sebagai langkah
awal mengenal penyakit ini, kita coba akan menyimak kutipan tentang stres yang
telah dicatat oleh ilmuwan Jeffey,
Spencer A. Rathus, dan Beverly, sebagai berikut:
MALADAPTIF
Gangguan penyesuaian / Maladaptif ini, adalah gangguan psikologis termasuk
kelompok gangguan yang paling ringan. Gangguan penyesuaian (adjustment disorder) merupakan suatu reaksi maladaptif terhadap stresor yang dikenali atau
ditandai dengan adanya tanda-tanda distres emosional yang lebih dari biasa. Reaksi maladaptif ini terlihat dari adanya
tanda-tanda distres emosional yang lebih dari biasa dalam fungsi sosial,
pekerjaan, atau akademis, atau adanya kondisi distres emosional yang melebihi
batas normal. Diagnosis gangguan penyesuaian bisa ditegakkan bila reaksi
terhadap stres tersebut tidak memenuhi kriteria diagnostik sindrom klinis yang
lain seperti gangguan kecemasan.
Menggolongkan ”gangguan
penyesuaian” sebagai sebuah gangguan mental memunculkan beberapa kesulitan,
karena tidak mudah mendefinisikan apa yang normal dan tidak normal dalam konsep
gangguan penyesuaian. Bila ada krisis dalam pekerjaan, saat dituduh melakukan
kejahatan, mengalami kebanjiran, gempa atau badai, bisa dimengerti bila kita
mengalami kecemasan atau depresi. Sebaliknya, justru apabila kita tidak
bereaksi ”maladaptif”, (misalnya cemas), paling tidak secara temporer, karena
terjadinya peristiwa-peristiwa seperti tersebut diatas, dapat menunjukkan ada
yang tidak wajar pada diri kita. Namun, bila reaksi emosional kita berlebihan,
atau kemampuan kita untuk berfungsi mengalami penurunan, misalnya, menghindari
interaksi sosial, sulit bangun tidur, maka kondisi ini bisa didiagnosis sebagai
ganguan penyesuaian.
SUB TIPE
GANGGUAN PENYESUAIAN
GANGGUAN
|
CIRI-CIRI UTAMA
|
Mood Depresi
|
Kesedihan, menangis, merasa tidak punya harapan
|
Kecemasan
|
Khawatir, gelisah, gugup, takut berpisah dengan anak.
|
Campuran antara Kecemasan dan Mood Depresi
|
Kombinasi anatara kecemasan dan depresi
|
Tingkah laku
|
Melanggar hak orang lain atau melanggar norma sosial yang sesuai dengan
usianya. Contoh perilaku : Ingin berkelahi, melalaikan kewajiban hukum,
ngebut, bolos, ...
|
Campuran antara emosi dan tingkah laku
|
Gabungan dari gangguan emosi spertri : depresi atau kecemasan dan
gangguan tingkah laku
|
Tak tergolongkan
|
-
|
STRES & PENYAKIT
Sumber-sumber psikologis dari stres menurut Jeffey, Spencer A.
Rathus, dan Beverly, tidak hanya menurunkan kemampuan kita untuk menyesuaikan
diri, tetapi secara tajam juga mempengaruhi kesehatan kita. Bahkan hampir semua
penyakit fisik yang dialami orang yang datang memeriksakan diri ke dokter atau
disfungsional organ pada keluhan penyakit orang sekarang sering berhubungan
dengan stres. Stres meningkatkan risiko terkena berbagai jenis penyakit fisik,
dari mulai gangguan pencernaan sampai penyakit jantung, bahkan dari kelelahan
berfikir galau atau stres pada seseorang dapat menggangu organ lainnya pula
seperti liver, pankreas, dll.
STRES & SISTEM ENDOKRIN
Stres mempunyai efek domino dalam sistem endokrin
(endocrine system), yaitu sebuah
sistem tubuh, berupa kelenjar yang memproduksi dan melepaskan sekresi yang
disebut hormon (hormones), langsung
ke saluran darah (kelenjar yang lain, seperti kelenjar ludah yang memproduksi
air liur). Sistem endokrin yang terdiri dari kelenjar-kelenjar mendistribusikan
hormon keseluruh tubuh. Beberapa
kelenjar endokrin terlibat dalam menampilkan respons tubuh terhadap stres. Pertama,
hipotalamus, suatu struktur kecil di otak, melepas suatu hormon yang
menstimulasi kelenjar pituari didekatnya, untuk menghasilkan adrenocorticotrophic hormone (ACTH).
ACTH, selanjutnya, menstimulasi kelenjar adrenal yang berlokasi di atas ginjal.
Di bawah pengaruh ACTH, lapisan terluar kelenjar adrenal yang disebut korteks adrenal, melepas sekelompok steroid (misalnya, cortisol dan cortisone).
Kortikol steroid ini (disebut juga kortikosteroid)
merupakan hormon yang mempunyai sejumlah fungsi yang berbeda-beda dalam tubuh.
Hormon ini mendorong perlawanan terhadap stres, membantu perkembangan otot dan
menyebabkan hati melepaskan gula, yang merupakan tenaga dalam menghadapi
stresor yang mengancam. Mereka juga membantu tubuh mempertahankan diri dari reaksi
alergi dan peradangan (inflammation).
Cabang simpatis dari
susunan saraf otonom (ANS) menstimulasi lapisan dalam dari kelenjar adrenal,
disebut: medulla adrenalis, untuk
melepas zat kimia yang disebut catechholamines-epinefrina
(adrenalin) dan nonepinefrina (nonadrenalin). Zat ini berfungsi sebagai hormon
setelah terlepas di dalam aliran darah Nonepinefrina juga diproduksi di sistem
saraf dan berfungsi sebagai suatu neurotransmitter. Gabungan epinefrina dan
nonepinefrina menggerakkan tubuh menghadapi stresor dengan meningkatkan kerja
jantung dan menstimulasi hati untuk melepaskan persediaan gula, menjadi tenaga
yang bisa digunakan untuk melindungi diri kita dalam situasi yang mengancam.
Hormon-hormon stres yang diproduksi oleh kelenjar adrenal membantu tubuh
menyiapkan diri mengatasi stresor atau ancaman. Apabila stresor sudah
terlewati, tubuh kembali pada keadaan normal. Selama terjadi stres yang kronis,
tubuh terus-menerus memompa keluar hormon-hormon, yang dapat menyebabkan
kerusakan pada seluruh tubuh, termasuk menekan kemampuan dari sistem kekebalan
tubuh yang melindungi kita dari berbagai infeksi dan penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar