
Hubungan antara pikiran (mind) dan tubuh (body)
telah menjadi topik perdebatan sejak dahulu kala. Sudah dipastikan fungsi
mental selalu tergantung pada otak. Dalam tulisannya Jeffey, Spencer A. Rathus, Beverly dari St.
John’s University & New York University menceritakan tentang pemahaman
Stres ini, dari cerita sejarah yang diterangkan pengaruh Filsuf Prancis abad ke-17 Rene Descartes
(1596-1650) yang mempengaruhi pemikiran modern dengan keyakinannya tentang dualisme atau keterpisahan antara
pikiran dan tubuh. Sekarang, para klinisi dan ilmuwan menyadari bahwa pikiran
dan tubuh sangat kuat terjalin tidak seperti yang diperkirakan oleh model dualistik yaitu: bahwa faktor psikologis
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh fungsi fisik. Dengan kata lain, kesehatan
mental dan kesehatan fisik tidak terpisahkan.
Pembahasan tentang hubungan antara pikiran dan tubuh diawali dengan
mendalami peranan stres dalam fungsi fisik maupun mental. Istilah stres menurut
(Jeffey, Spencer A. Rathus, Beverly) menunjukkan adanya tekanan atau kekuatan
pada tubuh, dalam psikologi, dikenal dengan istilah stres (stress) dan Sumber
Sstres disebut Stresor (stressor).
Istilah stres berbeda dengan istilah distres
(distress).
Istilah distres mengacu pada penderitaan fisik atau mental. Dalam batas
tertentu stres sehat untuk diri kita, stres membantu kita untuk tetap aktif dan
waspada. Akan tetapi stres yang sangat kuat atau berlangsung lama dapat
melebihi kemampuan kita untuk mengatasinya dan menyebabkan distres emosional
seperti depresi atau kecemasan, atau keluhan fisik seperti: kelelahan, meningkatnya asam lambung dan
sakit kepala, sampai tingkat penyakit serius lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar