SELAMAT DATANG DI WEBLOG QSP INDONESIA. HP. +6282-301433410 (Abi) # JADWAL: Diselenggarakan Hari XXX, Tempat: di xxx. Pkl. xxx WIB -

Sabtu, 16 Mei 2015

Penelitian Meditasi

APA ITU MEDITASI ?

Selama 30 tahun meneliti Meditasi telah mempelajari tentang akibat physiologic dari meditasi pada otak. Dengan melibatkan lima praktisi meditasi lama, dilibatkan pada pembahasan, penelitinannya. Masing-masing praktisi tersebut diberi alat yang mampu mendokumentasikan kerja otak bernama MRI. Masing-masing praktisi telah mempraktekkan teknik kundalini, satu bentuk budaya timur dari bermeditasi (Empat Tahun Bermeditasi). Sementara mereka para praktisi meditasi, masing-masing diberikan satu alat MRI, dan dalam penelitian ini menunjukkan area otak menjadi aktif yang berpangaruh pada metabolisme tubuh dan berdampak tenang pada seseorang, dan hasil penelitian ini diterbitkan pada journal STROKE di Amerika. Kita mengetahui meditasi menyebabkan suatu kesantaian, hanya kita tidak dapat membuktikan ini. Kita mengetahui itu, kalau cara Meditasi tersebut dilakukan dengan pengulangan, yang dapat dirasakan adalah mampu membawa perubahan pada psikologis tubuh. Bukti pikiran yang dihasilkan dari bermeditasi mampu mempengaruhi otak dan tubuh itu sendiri.
      Peneliti Harvard Herbert Benson, MD

Meditasi adalah Pemfokusan Fikiran menuju status Kesadaran yang membawa nuansa ketenangan, kejelasan, dan kebahagiaan, yang merupakan salah satu media dari NSR (Natural Stress Reduction). Kita akan mendapat suatu stimuli yang membuat kontrol pada kesadaran kita dan menyebabkan fisik kita menjadi santai dan menghilangkan keletihan atau gangguan fisik dan psikis seperti kegelisahan dan emosi negatif (Marah, Bimbang, dll). Dalam meditasi itu sendiri menunjukkan suatu keadaan yang memusat atau disebut dengan konsentrasi. Ini merupakan tahap awal dalam bermeditasi dan akan menempatkan perhatian kita pada fokus tertinggi dan memusat. Meditasi dalam uraian klasik menjelaskan tentang perbedaan di antara Konsentrasi dan Meditasi, yaitu seperti Minyak yang dituang dari satu botol ke dalam satu mangkuk. Pertama minyak menetes keluar seadanya pada waktu yang sama, ini adalah konsentrasi. Kemudian minyak keluar pada satu aliran mantap dan tak putus-putus dalam menuangnya, inilah yang dinamakan Meditasi. Kalau kita perhatikan ketika minyak keluar dan menetes jatuh lalu kita melihat cipratannya dan itu yang diilustrasikan sebagai pengacauan pada saat kita berkonsentrasi.
             Meditasi berasal dari bahasa Inggris “Meditation” yang diucapkan dalam bahasa Indonesia menjadi “Meditasi” atau juga memiliki pengertian fokus conciouness “on one thing”, atau upaya pemusatan secara serius kepada objek tertentu. Dalam istilah yoga desebut DHYANA, dalam tradisi Cina disebut SIU LIAN, sedangkan dalam bahasa Sansekerta disebut SAMADHI (semedi). 
Segala percobaan yang dilakukan oleh dunia barat dalam mengadopsi Meditasi ini, mereka menyebutnya “Trancendental Meditation” (TM), yang artinya : Suatu perenungan dengan pemusatan fikiran dan membaca mantra-mantra suci. Tetapi kini keberadaan dengan pemahaman yang berkembang dalam riset-riset barat istilah “TM”, mulai hanya sering disebut dengan “Meditation” tanpa disertai mantra-mantra yang terbungkus religius atau keyakinan tertentu. Perkembangan dalam memahami Meditasi didunia barat akhirnya cendrung dengan istilah-istilah Psikologi yang digunakan seperti Mindfulness, Meditation, Trance, Hypnosis, Mind Power, Mindfulness dll. Tetapi kini secara umum lebih dikenal dengan Meditation atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Meditasi.  
Hening, Diam, tidak ada gerakan, tidak ada ambisi, mata terpejam, dll. Salah satu gambaran dari seseorang yang melakukan pemusatan konsentrasi pada saat bermeditasi, yang jelas bukan tidur! “para praktisi psikologi menyatakan bahwa tidur merupakan proses psikologi yang tidak mungkin dikurangi atau ditambah menurut kehendak kita dan bukanlah sekedar beristirahatnya tubuh, tetapi juga suatu proses beristirahatnya aspek-aspek non fisik, yakni: psikis, pikiran, perasaan dan seluruh aspek psikis.
Sedangkan Meditasi adalah proses energi memasuki kondisi yang terbaik, paling utuh dan sempurna, tetapi terpelihara tingkat kesadaran yang tinggi. Kondisi meditasi membuat tata syaraf, baik yang diatur pusat syaraf sadar maupun syaraf otonom yang bekerja sendiri, membentuk satu keselarasan (harmony) yang mengagumkan (dan dapat dirasakan oleh praktisi meditasi yang cukup tekun dan serius).
Sehingga hasil penyegaran fisik maupun psikis yang timbul melalui meditasi akan lebih besar dan cepat dicapai dari pada yang sanggup diberikan proses tidur yang paling nyenyak sekalipun. Dalam latihan meditasi umumnya menggunakan pernafasan yang paling halus atau yang lebih dikenal dengan “Pernafasan Sutra” yang penarikan dan pengeluaran nafasnya melalui hidung, sebab hidung mempunyai filter yang dapat mencegah partikel-partikel yang tidak seharusnya masuk ke sistem pernafasan.
Lihatlah diri kita, ada sesuatu yang menarik dengan ritme pernafasan kita, yaitu pada saat marah, stres, ketakutan dan terburu-buru, keragu-raguan, tak sabar dan sikap mental lainnya, ternyata pernafasan kita tak teratur atau tersenggal-senggal dan dalam kondisi manusia demikian maka jika direkam alat medis yang bernama EEG, maka akan menunjukan rekaman gelombang otak yang kacau atau tidak teratur.
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa manusia yang bernafas 16-20 kali/menit, Alat EEG menunjukan gelombang otak yang mudah stress, gampang tersinggung, suka marah, dan menunjukan sikap refleksi negatif lainnya, serta secara fisik juga menunjukan mudahnya terserang penyakit disfungsional seperti: HB Darah rendah, maag, jantung, diabetes, sesak napas dan alergi. Sementara mereka yang dalam bernapasnya 4 kali/menit, hasil alat EEG menunjukkan teraturnya gelombang otak yang ada atau disebut “otak pada gelombang ALPHA”. Dan secara mental orang tersebut menunjukan kesabarannya, tidak mudah stres dan terserang penyakit.
Pelatihan meditasi pernafasan dengan sikap duduk diam selama 30 menit yang dilakukan setiap hari (pagi & sore) dapat mempengaruhi aspek fisik dan mental, dan terciptanya ketenangan jiwa yang akan membantu keseimbangan antara rohani dan jasmani pada diri kita. Pada hakikatnya sistem pernapasan yang dilatih dalam meditasi adalah “hipoxic anerobic” yaitu melatih sel-sel tubuh agar tetap tegar dan dapat berfungsi normal, meskipun dalam kondisi kekurangan oksigen. Oleh karena itu fungsi sel tubuh dengan sendirinya menjadi lebih baik jika “O2” dapat diperoleh dalam jumlah yang normal. Artinya, dalam kondisi oksigen yang normal maka tingkat kesehatan pelaku akan menjadi lebih baik. Inilah sebabnya mengapa setelah berlatih meditasi peserta bukan merasakan “lelah”, tapi malah merasakan “segar”, dan seolah-olah kelebihan oksigen yang menyebabkan dirinya menjadi sehat.
Oksigen adalah zat satu-satunya yang sangat dibutuhkan manusia yang tidak dapat ditimbun dalam tubuh, sehingga kebutuhannya harus dipenuhi pada saat itu juga. Lambatnya aliran oksigen selama beberapa menit saja, sudah dapat menyebabkan tamatnya riwayat hidup seseorang (kematian). Oleh karena itu setiap manusia itu memang perlu dibuat menjadi pintar mengambil dan memanfaatkan oksigen. Kegiatan meditasi sebenarnya merupakan kebudayaan orang kuno sebagai proses dasar dalam mencapai keseimbangan mental dan spiritual. Kebudayaan orang kuno ini mulai dikenal dan dikembangkan melalui riset-riset orang barat sekitar tahun 1960-an, dengan mengandalkan rasionalitas mereka yang ternyata menurut mereka meditasi sangat berpengaruh pada kesehatan dan psikologi seseorang yang sering melatih meditasinya. Beberapa pengalaman yang telah di buktikan  pula, bagi mereka yang disiplin melatih Praktek Meditasi ini, membawa dampak positip terutama dalam produktifitas kerja dan kinerjanya, dan meningkatkan Sumber Daya Manusia, dengan menjadi manusia yang bermanfat antar sesama dan menjadi makhluk yang selalu bersyukur.
Pernah ada suatu pembuktian pada gelombang otak dan jantung seseorang yang sering melatih meditasinya pada suatu percobaan. Otak pada pelaku meditasi di uji dengan alat yang bernama EEG (ElectroEnchephalograf) dan menunjukan adanya peningkatan gelombang alfa seseorang atau gelombang yang terdapat pada kondisi tubuh rileks. Begitu pula pada sistem Kardiovaskulernya yang di uji dengan alat ECG (Electro Cardiograph) menunjukan penurunan denyut jantungnya. Untuk itu meditasi sangat baik untuk mereka penderita penyakit jantung. Dengan terciptanya kenyamanan jiwa dalam bermeditasi sangat berpengaruh pada kesehatan fisik kita, terutama berpengaruhnya hormon Hipotalamus dan bitotuori atau meningkatnya hormon anti stress yang dihasilkan otak kita, yang berdampak pada kesehatan mental. Begitu pula adanya peningkatan pada hormon Endorfin yaitu hormon seperti Morfin yang membuat diri kita menjadi merasa nyaman, sehingga tercipta suatu kenyamanan dan ketenangan dalam mencapai keseimbangan mental dan spiritual.
Jadi Meditasi bukanlah sesuatu yang sering menjadi anggapan orang awam seperti, klenik atau magic. Meskipun pengaruh meditasi itu dapat mempengaruhi “Magic Power” atau “AURA” seseorang yang disebabkan terjadinya kekompakan atau sinergisnya biolistrik seseorang menjadi lebih besar pada pengaruh auranya, sehingga hukum kemagnetan pada setiap diri kita akan memancar kuat yang berpengaruh pada daya kharisma / “Inner Beauty” yang kuat, pada seorang pelaku Meditasi.
Penyakit orang sekarang erat kaitannya dengan keadaan jiwa atau mentalnya. Maka proses pembentukan mental pada latihan ini akan menunjukan perubahan fisik maupun mental yang sangat baik bagi pelaku meditasi (Meditators). Mekanisme “defensife” yang dimiliki tubuh kita membuktikan bahwa tubuh memiliki suatu respon dalam mengatasi suatu penyakit lewat zat-zat atau hormon-hormon yang diperlukan untuk pemeliharaan zat tersebut. Hasil pengolahan latihan pernapasan meditasi juga akan membuahkan hasil seperti kita mengenal suatu gerakan reflek pada diri kita, bahkan seorang atlit bela-diri yang setiap hari melatih gerakan pukulannya, yakni bertujuan melatih kecepatan gerakan refleknya dalam memukul atau meninju. Gerakan reflek adalah satu gerakan tiba-tiba yang tidak dapat dikontrol dan keluar secara spontan. Respon hasil dari meditasipun akan nampak pada alam bawah sadar kita, yang akan merespon segala tekanan emosional dalam diri, sehingga sikap atau pandangan seseorang akan bijak dalam menghadapi segala tekanan hidup dan kehidupannya. Di sisi lain juga akan terjadi suatu respon energi yang banyak manfaatnya dalam kehidupan kita termasuk menolak serangan emosi jahat, penyakit dan gelombang asing (orang melayu bilang: “Santau”).
Istilah respon rileksasi yang dihasilkan dari berlatih meditasi adalah merupakan kemampuan bawaan tubuh untuk menciptakan “suasana damai dan nyaman” yang diciptakan dari disiplin kita melatih meditasi. Keadaan damai tersebut disertai efek positif dengan berkurangnya kecepatan detak jantung, menurunnya kecepatan napas, menurunnya tekanan darah, melambatnya gelombang otak, dan pengurangan seluruh dan menyeluruh kecepatan metabolisme yang tidak berdampak membahayakan dan menghilangkan perasaan-perasaan gelisah atau stress.
Hasil penelitian Herbert Benson & William Proctor, stimulasi relaksasi yang paling baik adalah dengan cara “Faith Factor” (faktor keyakinan), yaitu dengan cara menggabungkan 3 metode dalam bermeditasi, yakni: Memusatkan fikiran (Konsentrasi), Pengaturan nafas, dan mengucapkan mantra-mantra suci bagi muslim (Dzikrullah) yang ternyata dapat memberikan efek seluruh tubuh menjadi rileks, sehat dan damai dalam berfikir (Istilah meditasi: “Sadar Dalam Kesadaran”). Sementara dari beberapa sumber  data yang dikumpulkan juga menunjukkan terjadinya suatu “terapy aktif” pada diri atau suatu perubahan kesehatan secara alami seperti: Menghilangkan sakit kepala, Mengurangi tekanan darah dan membantu mengurangi gejala Hipertensi, mempertajam kreatifitas, terutama pada saat mengalami hambatan mental, menghilangkan Imsomnia (sulit tidur), mengurangi sakit punggung, meningkatkan terapi kanker, Mengendalikan serangan panik, Menurunkan kolesterol, Mengurangi gejala kecemasan, seperti: mual, muntah, diare, sembelit, cepat marah dan minder, mengurangi stress secara keseluruhan, meraih kedamaian diri dan keseimbangan emosi yang lebih tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar